Archive for February, 2017

Perkembangan teknologi dan informasi berkembang dengan cepatnya, hal tersebut berdampak kepada institusi pelayanan informasi untuk selalu dapat mengikuti setiap perkembangannya. Salah satu instansi tersebut adalah Perpustakaan. Perkembangan Teknologi dan informasi yang berdampak pada perpustakaan ialah hadirnya OPAC (Online Public Access Catalog). OPAC adalah katalog yang terseimpan dalam database, yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja asalkan pengguna menggunakan jaringan internet. Sebelum dikenalnya OPAC, terdapat berbagai bentuk katalog, yang paling sering kita dengan ialah katalog kartu.

Katalog ialah suatu rekaman atau daftar bahan pustaka  yang dimiliki perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun menurut aturan dan sistem tertentu (Masruri, 2008). Kartu katalog adalah bentuk katalog perpustakaan yang semua deskripsi bibliografinya(entri) di catat dalam suatu kartu yang berbentuk 7.5 cm x 12.5 cm. Kumpulan entri tersebut kemudia disusun secara sistematis berdasarkan pengarang, subjek, judul, dan call number kedalam almari katalog. Kartu katalog sangatlah fleksibel terhadap perubahan koleksi perpustakaan, karena bila terjadi  perubahan dapat di tulis ulang pada kartu tersebut dan di kembalikan pada tempatnya

Contoh Katalog Kartu

Sumber : http://web.unair.ac.id/admin/file/f_7576_TRTER.jpg

Contoh Almari Kartu Katalog

Sumber : http://desainperpustakaan.blogspot.co.id/2016/08/perpustakaan-sekolah.html

Katalog kartu memiliki beberapa ciri antara lain:

  • Fleksibel
    • Kartu katalog dapat disusun sesuai kebutuhan perpustakaan (alfabetis & call number )
    • Dapat dibentuk dalam “dictionary atau devide form”
    • Mudah ditambah dan dikurangi
  • Mudah Digunakan
    • Mudah digunakan bagi yang mengenal aturan file
    • Disediakan guide cross dan konsistensi dalam pembuatannya
    • Mudah dibaca
  • Mudah dalam pembuatan dan perawatan
    • Tetap relevan dengan perkembangan komputer
    • Reproduksi katalog lebih mudah
    • Software yang digunakan lebih beragam
    • Dapat dilakukan koreksi katalog

Jadi, kartu katalog  memang sudah tertingal bila dibandingkan sekarang sudah beredar komputer-komputer yang dapat dengan mudah dan cepat dalam menemukan informasi, akan tetapi kartu katalog masih dapat digunakan bagi perpustakaan-perpustakaan yang belum terotomasi atau konfensional.

Bangsa yang besar tidak akan melupakan pendahulunya” (KelasMIP, 2017)

DAFTAR PUSTAKA

Masruri, Anis, dkk, Dasar-dasar katalogisasi. yogyakarta: fakultas adab dan ilmu budaya uin, 2008.

http://web.unair.ac.id/admin/file/f_7576_TRTER.jpg
-,Desain Perpustakaan: Perpustakaan Sekolah. Malang.2017
sumber: http://desainperpustakaan.blogspot.co.id/2016/08/perpustakaan-sekolah.html (diakses pada  26 februari 2017)

 

Ruang Perpustakaan merupakan salah satu hal yang perlu di perhatikan oleh setiap perpustakaan setelah koleksi bahan pustaka. Setiap ruang Perpustakaan, memiliki kegiatan yang bervariasi.Ruangan yang nyaman dan menarik akak menarik minat kunjung dan mengingkatkan minat baca pemustaka. Untik itu Setiap Perpustakaan memerlukan penataan ruangan dan desain setiap ruangan di Perpustakaan.

Desain interior dalam membentuk bangunan di pengaruhi elemen-elemen yang bersifat arsitektur. Pembagian setiap ruangan, lantai,  warna dinding, sirkulasi udara dan atap. Elemen-elemen tersebut memberi bentuk pada bangunan, memisahkannya dari luar dan membentuk pola tatanan ruang  interior. Sebagai tempat aktivitas, elemen-elemen ini dapat dikembangkan, dimodifikasi yang akan memperindah ruang interior sehingga cocok dari segi fungsi, menyenangkan dari segi estetika dan memuaskan dari segi psikologis untuk aktivitas. (Francis D.K Ching,1996: 160).

Pada uraian diatas, dikatan bahwa pada desain interior digunakan sebagai suatu rancangan diaman sebelum terbentuk bangunan, seperti memperhitungkan setiap ruangan, jenis lantai yang digunakan, warna cat pada dinding. Namun perlu diperhatikan tidak semua Perpustakaan perlu menyamakan setiap desain karena itu perlu di dukung oleh Pustkawan yang kreatif yang dapat menojolkan nilai estetika gedung Perpustakaan, karena sekali lagi hal yang pertama dilihat oleh pengunjung perpustakaan adalah visual luar gedung Perpustakaan.

Ada beberapa tips dan trick untuk mendesain Perpustakaan, antara lain:

  • Perhitungkan jenis dan jumlah buku yang dimiliki Perpustakaan.

Koleksi Perpustakaan menjadi hal yang perlu diperhitungkan dalam desain interior, mengapa demikian? Karena jenis dari koleksi menentukan visi dan misi dari perpustakaan tersebut. Bila koleksi yang dimiliki bergenre anak-anak maka tidak mungkin milih warna perpustakaan yang casual, karena anak-anak lebih tertarik pada ruangan yang colorfull. Jumlah buku (bahan pustakawa perpustakaan) perlu diperhitungkan, karena untuk memperhitungkan jenis dan jumlah rak yang nantinya akan digunakan untuk menyimpan bahan pustaka.

  • Ruang Perpustakaan

Untuk Perpustakaan universitas memang perlu variasi ruangan di perpustakaan, karena tujuan dari perpustakaan universitas menurut Sulisty-Basuki (1993) : menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 52) tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah:

  1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi , lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga kerja administrasi perguruan tinggi.
  2. Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkatan akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca sarjana dan pengajar.
  3. Menyediakan ruangan belajar bagi pemakai perpustakaan.
  4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai.\
  5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga indusri lokal.

Dari pernyataan diatas dapat diartikan bahwa Perpustakaan perlu memberikan ruang di setiap point, tetapi yang perlu dilihat dari pembuatan ruang Perpustakaan ialah penggunanya itu sendiri, bila Perpustakaan yang akan kita desain berjenis Perpustakaan Anak-Anak maka tidak memerlukan banyak ruangan, mungkin hanya perlu beberapa ruangan saja.

  • Sirkulasi Udara dan Pencahayaan

Sirkulasi udara dan Pencahayaan merupakan hal yang penting. Bila Perpustakaan tidak membuka pelayanan hingga malam faktor jendala menjadi hal yang penting, sebaiknya penyimpanan jendela dapat menangkap cahaya matahari secara optimal. Penyimpanan jendela yang baik dapat sedikit menghemat anggara pengeluaran karena tidak perlu menyalakan lampu dan AC (Air Conditioner).

  • Warna

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa kesan pertama yang dilihat oleh seseorang saat mengunjungi suatu tempat atau daerah ialah warna dari benda yang berada didalamnya.

Contoh Refrensi Untuk Perpustakaan Anak

Sumber : https://pengunyahkata.wordpress.com/tag/belanda/

Jadi tujuan desain interior ini ialah untuk menarik masyarakat atau pengguna perpustakaan untuk mau awalnya berkunjung ke Perpustakaan dan akhirnya meningkatkan minat baca dari pengguna Perpustakaan tersebut, bila dikatakan budgjet yang rendah, maka kreatifitas pustkawanlah yang harus lebih ditingkan lagi.

 

DAFTAR PUSTAKA

Ayu , Adrina Candra Zelzi Jeint Sainttyauw. Pengaruh Desain Interior Perpustakaan Terhadap Kenyamanan Pengguna Di Perpustakaan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. 2012

http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-Jurnal%20Adrina.pdf

Subtandar, Pamudji. Desain Interior. Jakarta: Djambatan, 1999

Ching, Francis D.K  Illustrasi Desain Interior. Jakarta: Erlangga, 1996

Sulistyo-Basuki, Pengantar ilmu perpustakaan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat dan cepat memungkinkan setiap instansi atau lembaga yang untuk meningkatkan kualitas pelayanannya dengan menggunakan teknologi-teknologi yang ada pada saat ini. Penggunaan teknologi dan sistem informasi telah di pandang dapat memudahkan dan memberikan kemanan terhadap koleksi yang dimiliki instansi tersbut.

Teknologi yang sedang berkembang saat ini ialah RFID ( Radio Frequency Indentification ) yang dapat menggantikan teknologi terdahulunya yaitu barcode yang dianggap sudah terlalu tua untuk masih digunakan di setiap instansi atau lembaga. Dengan menggunakan teknologi ini, setiap instansi atau lembaga khususnya Perpustakaan mendapatkan banyak sekali keuntung yang didapat. RFID. Kelebihan yang di tunjukan oleh teknologi ini antaralain mampu membaca suatu objek data dengan ukuran tertentu tanpa harus melakukan kontak secara langsung dan tidak harus sejajar dengan objek yang nantinya akan dibaca, selain itu juga RFID dapat menyimpan data pada tag RFID sesuai dengan kapasitanya penyimpanan.

Disamping kelebihan dari teknologi RFID terdapat pula kelemahannya, beberapa kekurangannya antara :

  • Harga

Harga dari teknologi ini masih sangat tinggi dibandingkan teknologi pendahulunya karena teknologi ini terbilang masih baru dan cangih, ataupun karena produsen komponen RFID masih sangat sedikit.

  • Sinyal

Teknologi ini menggunakan sinyal radio yang mengakibatkan mudah terganggu oleh alat lain yang menghasilkan frekuensi yang dapat menggangu proses pembacaan koleksi.

  • Privasi

Privasi seseorang akan berkurang, karena setiap orang yang berada di dekat mesin pembaca dapat melihat identitas dari pengguna saat melakukan peminjaman.

Komponen-komponen pada RFID untuk Perpustakaan terdiri dari beberapa bagian antara lain :

  • Tag RFID, yang dapat berupa stiker, kertas atau plastik dengan berbagai macam ukuran. Di dalam tag tersebut terdapat chip yang digunakan untuk menyimpan informasi tentang koleksi.
  • Terminal reader RFID, terdiri atas RFID reader dan antenna yang akan mempengaruhi jarak optimal pengindentifikasi koleksi. Terminal RFID ini menggunakana frekuensi radio yang digunakan untuk mengubah atau membaca informasi yang berada di dalam koleksi tersbut.
  • Komputer, merupakan perangkat yang digunakan untuk mengatur alur informasi dari setiap koleksi yang terdeteksi dalam lingkup sistem RFID dan mengatur komunikasi antara tag dan reader. Alat ini dapat berupa komputer stand-alone ataupun terhubung jaringan LAN/Internet untuk komunikasi dengan server.

Cara Kerja RFID

Sumber : http://www.epc-rfid.info/rfid

Namun, sebagian perpustakaan masih belum dapat menggunakan teknologi ini khususnya perpustakaan-perpustakaan konfensional yang hanya menggunakan komputer sebagai alat check in / out  saja. Penerapan teknologi ini harus dilihat dari keterbutuhan akan teknologi inipula, apabila pelayanan konfensional masih dapat di katakan optimal maka sebaiknya teknolgi ini di tunda karena terlihat dari segi biaya yang cukup tinggi.

Daftar Pustaka

Hamdamni, Fadhilatul. (2014) Penerapan RFID ( Radio Frquency Indentification) Di Perpustakaan : Kelebihan Dan

Kekuranganya. Jurnal Ilu Perpustakaan & Kearsipan Khizanah Al-Hikmah, Vol. 2 No. 1, Hlm. 71-79

http://www.epc-rfid.info/rfid

http://www.pekalongankab.go.id/fasilitas-web/artikel/teknologi/1615-rfid-radio-frekuency-identification-sebagai-teknologi-sistem-pengidentifikasian-objek-otomatis.html (diakses : pada 16 februari 2017)

Maryono, Dasar-dasar Radio Fequensi Identification (RFID) Teknologi yang Berpengaruh di Perpustakaan. Media

Informasi vol XIV no.20 Tahun 2005

Welcome to Wadah Aspirasi, Kreasi dan Catatan Harian Aktivitas Mahasiswa UGM. This is your first post. Edit or delete it, then start blogging!